Archive for Maret 2015
Manusia dan Cinta Kasih
Manusia dan Cinta Kasih

1.Pengertian Cinta Kasih
Menurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S. Poerwadarminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian arti cinta dan kasih hampir bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta. Karena itu cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Pengertian tentang cinta di kemukakan juga oleh Dr Sarlito W. Sarwono. Dikatakannya bahwa cinta memiliki tiga unsur yaitu keterikatan, keintiman, dan kemesraan. Yang dimaksud dengan keterikatan adalah adanya perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi dengan orang lain kecuali dengan dia. Kalau janji dengan dia harus ditepati, ada uang sedikit beli oleh-oleh untuk dia. Unsur yang kedua adalah keintiman, yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi. Panggilan-panggilan formal seperti bapak, Ibu, saudara digantikan dengan sekedar memanggil nama atau sebutan sayang dan sebagainya.
Makan minum dari satu piring-cangkir tanpa rasa risi, pinjam meminjam baju, saling memakai uang tanpa rasa berhutang, tidak saling menyimpan rahasia dan lain-lainnya. Unsur yang ketiga adalah kemesraan, yaitu adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen kalau jauh atau lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang, dan seterusnya .
Tiga Unsur Tentang Cinta
Dikatakannya bahwa cinta memiliki tiga unsur yaitu keterikatan, keintiman, dan kemesraan. Yang dimaksud dengan keterikatan adalah adanya perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi dengan orang lain kecuali dengan dia. Kalau janji dengan dia harus ditepati, ada uang sedikit beli oleh-oleh untuk dia. Unsur yang kedua adalah keintiman, yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi. Panggilan-panggilan formal seperti bapak, Ibu, saudara digantikan dengan sekedar memanggil nama atau sebutan:sayang dan sebagainya. Makan minum dari satu piring-cangkir tanpa rasa risi, pinjam meminjam baju, saling memakai uang tanpa rasa berhutang, tidak saling menyimpan rahasia dan lain-lainnya. Unsur yang ketiga adalah kemesraan, yaitu adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen kalau jauh atau lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang, dan seterusnya .
Tiga Unsur Dalam Segitiga Cinta
Segitiga cinta, yaitu tiga hal yang diartikan sebagai sudut-sudut cinta. Triangular Love atau segitiga cinta dimana ketiga sudutnya berisi : Intimacy (keintiman), Passion (gairah) dan Commitment (komitmen). Sebuah cinta yang lengkap dalam sebuah rumah tangga selayaknya memiliki ketiga hal diatas.
Tiga Tingkatan Cinta
Berdasarkan Kitab Suci Al-Quran, cinta memiliki 3 tingkatan, yaitu tinggi, sedang, dan rendah.
2.Cinta Menurut Ajaran Agama
Cinta diri erat kaitannya dengan dorongan menjaga diri. Manusia senang untuk tetap hidup, mengembangkan potensi dirinya, dan mengaktualisasikan diri. Apapun ia mencintai segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan pada dirinya. Sebaliknya ia membenci segala sesuatu yang menghalanginya untuk hidup, berkembang dan mengaktualisasikan diri. Ia juga membenci segala sesuatu yang mendatangkan rasa sakit, penyakit dan mara bahaya. Al-Qur’an telah mengungkapkan cinta alamiah manusia terhadap dirinya sendiri ini, keceuderungannya untuk menuntut segala sesuatu yang bennanfaat dan berguna bagi dirinya, dan menghindari dari segala sesuatu yang membahayakan keselamatan dirinya, malalui ucapan Nabi Muhammad SAW, bahwa seandainya beliau mengetahui hal-hal gaib, tentu beliau akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi dirinya dan menjauhkan dirinya dari segala keburukan.
Cinta kepada sesama manusia
Agar manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan manusia lainnya, tidak boleh ia harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Apapun hendaknya ia menyeimbangkan cintanya itu dengan cinta dan kasih sayang pada orang-orang lain, bekerja sama dengan dan memberi bantuan kepada orang lain.
Cinta seksual
Cinta erat kaitannya dengan dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang, keserasian, dan kerjasama antara suami dan istri. la merupakan faktor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga :
Cinta kebapakan
Mengingat bahwa antara ayah dengan anak-anaknya tidak terjalin oleh ikatan-ikatan fisiologis seperti yang menghubungkan si ibu dengan anak-anaknya, maka para ahli ilmu jiwa modem berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorongan fisiologis seperti halnya dorongan keibuan, melainkan dorongan psikis.
Cinta kepada Allah
Puncak cinta manusia, yang paling bening, jernih dan spiritual ialah cintanya kepada Allah swt dan kerinduannya kepada-Nya. Tidak hanya dalam shalat, pujian, dan doanya saja, tetapi juga dalam semua tindakan dan tingkah lakunya.
Cinta kepada Rasul
Cinta kepada rasul, yang diutus Allah sebagai rahmah bagi seluruh alam semesta, menduduki peringkat ke dua setelah cinta kepada Allah.
3. Kasih Sayang
Pengertian kasih sayang menurut kamus umum Bahasa indonesia karangan W.J.S.Poerwadanninta adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang. Adanya kasih sayang ini mempengaruhi kehidupan si anak dalam masyarakat. Orang tua dalam memberikan kasih sayangnya bermacam-macam demikian pula sebaliknya. Dan cara pemberian cinta kasih ini dapat dibedakan :
-Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat pasif.
Dalam hal ini orang tua memberikan kasih sayang terhadap anaknya baik berupa moral-material dengan sebanyak-banyaknya, dan si anak menerima saja, meng-iyakan, tanpa memberikan respon. Hal ini menyebabkan si anak menjadi takut, kurang berani dalam masyarakat, tidak berani menyatakan pendapat, minder, sehingga si anak tidak mampu berdiri sendiri di dalam masyarakat.
-Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat aktif.
Dalam hal ini si anak berlebih-lebihan memberikan kasih sayang terhadap orang tuanya, kasih sayang ini diberikan secara sepihak, orang tua mendiamkan saja tingkah laku si anak, tidak memberikan perhatian apa yang diperbuat si anak.
-Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat pasif.
Di sini jelas bahwa masing-masing membawa hidupnya, tingkah lakunya sendiri-sendiri, tanpa saling memperhatikan. Kehidupan keluarga sangat dingin, tidak ada kasih sayang, masing-masing membawa caranya sendiri, tidak ada tegur sapa jika tidak perlu. orang tua hanya memenuhi dalam bidang materi saja.
-Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat aktif.
Dalam hal ini orang tua dan anak saling memberikan kasih sayang dengan sebanyak-banyaknya. Sehingga hubungan antara orang tua dan anak sangat intim dan mesra, saling mencintai, saling menghargai, saling membutuhkan.
Contoh Tentang Kasih Sayang
Contoh kasih sayang yang paling mudah ditemui adalah kasih sayang orang tua pada anaknya. Orang tua setia membesarkan anaknya sampai besar dan sampai anaknya menikah. Walaupun orang tua sering marah karena kelakuan anaknya yang membuatnya kesal, orang tua tidak akan membenci anaknya. Walaupun ia memarahi anaknya, tapi itu adalah untuk kebaikan anaknya dan setelah marah orang tua pun akan tetap merawat anaknya.
4. Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata dasar mesra, yang artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan ialah hubungan yang akrab baik antara pria wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga.
5. Pemujaan
Pemujaan adalah salah satu manifestasi cinta manusia kepada Tuhannya yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi ritual. Kecintaan manusia kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
6. Belas Kasihan
Kata kasihan atau rahmah berarti bersimpati kepada nasib atau keadaan yang diderita orang lain. Kemudian apa bedanya Rahmah dengan Rahman ? kalau Rahman ada unsur memberi. Misalnya seseorang memusuhi kita, tetapi kita tidak membalasnya, malahan kita jadikan dia sebagai teman baik. Jadi pengertian Rahmah adalah kita menaruh perhatian (simpati) terhadap penderitaan orang lain, lalu kita menunjukkan jalan keluar kepadanya. Tetapi kalau kita menaruh rasa simpati kepada orang yang tidak dalam kesulitan, sehingga menyebabkan rusak (menjerumuskan), maka hal itu disebut memanjakan.
Berbagai macam-macam orang memberikan belas kasihan bergantung kepada situasi dan kondisi. Ada yang memberikan uang, ada yang memberikan barang, ada yang memberikan pakaian, makanan dan sebagainya.
7.Cinta Kasih Erotis
Cinta kasih kesaudaraan merupakan cinta kasih antar orang-orang yang sausia-sama sebanding, sedangkan cinta kasih ibu merupakan cinta kasih terhadap orang-orang yang lemah tanpa daya. Walaupun terdapat perbedaan besar antara kedua jenis tersebut, kedua-duanya mempunyai kesamaan bahwa pada hakekatnya cinta kasih tidak terbatas kepada seseorang saja. Bila saya kasihi saudara saya, semua anak saya, disamping itu bahkan saya, saya akan kasihi semua anak-anak yang membutuhkan saya. Berlawanan dengan kedua jenis cinta kasih tersebut ialah cinta kasih erotis, yaitu kehausan akan penyatuan yang sempurna, akan penyatuan dengan seseorang lainnya. Pada hakekatnya cinta kasih tersebut bersifat esklusif, bukan universal, dan juga barangkali merupakan bentuk cinta kasih yang paling tidak dapat dipercaya.
Referensi dari:
dimyati.staff.gunadarma.ac.id/…/files/…/bab4-manusia_dan_cinta_kasih.pdf
http://liaambar6.blogspot.com/2011/02/manusia-dan-cinta-kasih.html
http://hasqial.blogspot.com/2011/01/cinta-kasih-erotis.html
http://www.hidupmu.co.tv/2011/03/segitiga-cinta.html
Konsepsi Ilmu Budaya Dasar dalam kesusastraan
KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN
A.Pendekatan Kesusastraan
Kesusastraan adalah hasil proses yang bersusah payah, dan tiap orang yang pernah menulis karya sastra ,ini bukan sekadar soal keterampilan teknik. Menulis menghasilkan sebuah prosa atau puisi yang terbaik dari diri kita adalah proses yang minta pengerahan batin.
Sastra merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta sastra, yang berarti
"teks yang mengandung instruksi" atau "pedoman", dari kata dasar sas-
yang berarti "instruksi" atau "ajaran". Dalam bahasa Indonesia kata ini
biasa digunakan untuk merujuk kepada "kesusastraan" atau sebuah jenis
tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu. Yang agak
biasa adalah pemakaian istilah sastra dan sastrawi. Segmentasi sastra
lebih mengacu sesuai defenisinya sebagai sekedar teks. Sedang sastrawi
lebih mengarah pada sastra yang kental nuansa puisi atau abstraknya.
Istilah sastrawan adalah salah satu contohnya, diartikan sebagai orang
yang menggeluti sastrawi, bukan sastra.
1. PENDEKATAN KESUSASTRAAN
Ilmu Budaya Dasar pada kali ini
berkaitan dengan budaya yang ada dalam keseharian dan budaya bangsa. Ada
istilah Humanities yang berasal dari bahasa latin yaitu, manusiawi,
berbudaya, dan halus.Hal ini tentunya sangat baik jika kita pelajar,
karna kita akan mendapatkan ciri dari manusia yang baik dalam
bermasyarakat.Istilah Humanities berkaitan dengan cabang-cabang ilmu
lainnya seperti filsafat, teologi, seni, dan cabang-cabangnya
termasuk satra, sejarah, cerita rakyat, dsb. Dari semua itu intinya
adalah mempelajari masalah manusia dan kebudayaan.
2. ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PROSA
Prosa
adalah cerita rekaan dan diartikan sebagai bentuk cerita atau prosa
kisahan yang mempunyai pameran,lakuan,peristiwa dan alur yang dihasilkan
oleh daya khayal atau imajinasi. Dalam kesusastraan kita mengenal jenis
prosa lama dan prosa baru.
Prosa lama meliputi :
-Dongeng adalah Cerita yang tidak benar-benar terjadi.
-Hikayat adalah Cerita yang sulit diterima akal,merupakan cerita rekaan, namun memiliki Pesan dan amanat bagi pembacanya.
-Sejarah adalah Kejadian masa lampau yang benar-benar terjadi atau riwayat asal-usul
Prosa baru Meliputi :
-Kisah adalah Satuan naratif yang seringkali dibedakan dari cerita.
-Cerpen adalah Suatu bentuk prosa naratif fiktif, cenderung padat dan langsung pada tujuannya,
-Novel adalah Karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya berbentuk cerita.
-Biografi adalah Kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang.
-Otobiografi adalah Biografi yang ditulis oleh subyeknya
.
.
3. NILAI-NILAI DALAM PROSA FIKSI
Prosa
fiksi adalah prosa yang mempunyai nilai-nilai yang diperoleh pembaca
lewat sastra, nilai-nilai prosa fiksi diantaranya adalah :
1. Memberikan wawasan, karena yang diperoleh pembaca adalah pengetahuan tentang nilai – nilai prosa fiksi.
2.
Memberikan inforrmasi, karena yang di peroleh pembaca bukan hanya
wawasan tapi juga informasi yang banyak dari berbagai tokoh prosa fiksi
di dunia.
3. Memberikan kesenangan, selain memberikan wawasan
dan informasi juga dapat memberikan kesenangan pembaca yang di selilingi
dengan sejarah – sejarah zaman dahulu kala.
4. Memberikan warisan, dapat di berikan kepada cucu – cucu kita untuk bekal mereka nanti dalam memdalami prosa fiksi tersebut.
4. ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PUISI
Puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenal kehidupan manusia, alam, dan Tuhan melalui media bahasa yang artistic/esthetic, yang secara padu dan utuh dipadatkan kata – katanya.
Kreativitas penyair dalam membangun puisinya yang meliputi sebagai berikut :
1. Figura bahasa adalah perkataan yang merujuk kepada model-model aksi watak-watak.
2. Kata – kata yang bermakna ganda adalah kalimat yang mengandung 2 makna.
Contoh : Sumbangan kedua sekolah itu telah kami terima.
pertama. ada dua kali sumbangan yang diberikan oleh sekolah itu; atau
kedua. ada dua sekolah yang menyumbang.
pertama. ada dua kali sumbangan yang diberikan oleh sekolah itu; atau
kedua. ada dua sekolah yang menyumbang.
3. Kata – kata berjiwa
adalah kalimat yang memiliki suatu kehidupan yang membangkitkan
semangat pembaca. Contoh : "Hanya mereka yang berani gagal dapat meraih keberhasilan (Robert F. Kennedy)"
4. Kata – kata yang sudah diberi nilai-nilai, rasa, dan asosiasi-asosiasi tertentu adalah kata –kata konotatif.
alasan – alasan yang mendasari penyajian puisi adalah
1. Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia.
2. Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.
3. Puisi dan keinsyafan social.
Sumber Referensi :
2. Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.
3. Puisi dan keinsyafan social.
Sumber Referensi :
http://nataliashintia14.blogspot.com/2012/10/bab-3-manusia-dan-pendekatan.html
http://www.goodreads.com/quotes/244391-kesusastraan-adalah-hasil-proses-yang-berjerih-payah-dan-tiap-oranghttp://www.scribd.com/doc/85048850/konsepsi-ibd-dengan-Kesusastraan
http://ms.wikipedia.org/wiki/Figura
http://www.imammurtaqi.com/2012/04/kalimat-bermakna-ganda-ambigu.html
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
1. MANUSIA
Manusia dipandang sebagai kumpulan dari
partikel-partikel atom yang membentuk jaringan-jaringan sistem yang
dimiliki oleh manusia (ilmu kimia), manusia merupakan kumpulan dari
berbagai sistem fisik yang saling terkait satu sama lain dan merupakan
kumpulan dari energi (ilmu fisika), manusia merupakan makhluk
biologis yang tergolong dalam golongan makhluk mamalia (biologi).
Dalam
ilmu-ilmu sosial manusia merupakan makhluk yang ingin memperoleh
keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan, sering disebut
homo economicus (ilmu ekonomi), manusia merupakan makhluk sosial yang
tidak dapat berdiri sendiri (sosiologi), makhluk yang selalu ingin
mempunyai kekuasaan (politik) makhluk yang berbudaya, sering disebut
homo-humanus (filsafat), dan lain sebagainya.
Ada dua pandangan yang akan kita jadikan acuan untuk menjelaskan tentang unsur-unsur yang membangun manusia.
A) Manusia terdiri dari empat unsur terkait, yaitu :
a. Jasad,
b. Hayat.
c. Ruh,
d. Nafs.
B) Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur, yaitu :
a. Id
Merupakan libido murni,atau energi psikis yang menunjukkan ciri
alami yang irrasional dan terkait dengan sex, yang secara instingtual
menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconcious). Terkurung dari
realitas dan pengaruh sosial, Id diatur oleh prinsip kesenangan, mencari
kepuasan instingsual libidinal yang harus dipenuhi baik secara langsung
melalui pengalaman seksual, atau tidak langsung melalui mimpi atau
khayalan.
b. Ego
b. Ego
Merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali
dibedakan dari Id, seringkali disebut sebagai kepribadian “eksekutif”
karena peranannya dalam menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial
yang dapat dimengerti oleh orang lain.
c. Superego
c. Superego
Merupakan kesatuan standar-standar moral yang diterima oleh
ego dari sejumlah agen yang mempunyai otoritas di dalam lingkungan luar
diri, biasanya merupakan asimilasi dari pandangan-pandangan orang tua.
2. HAKEKAT MANUSIA
A.Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
B.Makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan makhluk lainnya.
Terdiri dari dua hal,yaitu perasaan inderawi dan
perasaan rohani. Perasaan rohani adalah
perasaan luhur yang hanya
terdapat pada manusia,misalnya:
-Perasaan intelektual,
-Perasaan estetis,
-Perasaan etis,
-Perasaan diri,
-Perasaan sosial,
-Perasaan religius.
-Perasaan estetis,
-Perasaan etis,
-Perasaan diri,
-Perasaan sosial,
-Perasaan religius.
C.Makhluk biokultural, yaitu makhluk hayati yang budayawi.
D.Makhluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan
martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.
3.KEPRIBADIAN BANGSA TIMUR
Francis L.K Hsu, sarjana Amerika keturunan Cina yang mengkombinasikan dalam-dalam dirinya keahlian di dalam ilmu antropologi, ilmu psikologi,
ilmu filsafat dan kesusastraan cina klasik.
Ilmu psikologi yang memang berasal dan timbul dalam masyarakat Barat, dimana konsep individu itu mengambil tempat yang amat penting. Biasanya menganalisis jiwa manusia dengan terlampaui banyak menekan kepada pembatasan konsep individu sebagai kesatuan analisis tersendiri.
Untuk menghindari pendekatan terhadap jiwa manusia itu, hanya sebagai subyek yang terkandung dalam batas individu yang terisolasi, maka Hsu telah mengembangkan suatu konsepsi, bahwa dalam jiwa manusia sebagai makhluk sosial budaya itu mengandung delapan daerah yang seolah-olah seperti lingkaran-lingkaran konsentris sekitar dan pribadi.
Ilmu psikologi yang memang berasal dan timbul dalam masyarakat Barat, dimana konsep individu itu mengambil tempat yang amat penting. Biasanya menganalisis jiwa manusia dengan terlampaui banyak menekan kepada pembatasan konsep individu sebagai kesatuan analisis tersendiri.
Untuk menghindari pendekatan terhadap jiwa manusia itu, hanya sebagai subyek yang terkandung dalam batas individu yang terisolasi, maka Hsu telah mengembangkan suatu konsepsi, bahwa dalam jiwa manusia sebagai makhluk sosial budaya itu mengandung delapan daerah yang seolah-olah seperti lingkaran-lingkaran konsentris sekitar dan pribadi.
Ini merupakan 8 daerah yang seolah-olah
seperti lingkaran-lingkaran konsentris sekitar dan pribadi :
- Nomor 0 disebut lingkungan dunia luar, terdiri dari pikiran-pikiran dan
anggapan-anggapan yang
hampir sama dengan pikiran yang terletak dalam
lingkungan nomor 1, hanya bedanya terdiri dari
pikiran-pikiran dan
anggapan-anggapan tentang orang dan hal yang terletak di luar masyarakat
dan
negara Indonesia, dan ditanggapi oleh individu bersangkutan dengan
sikap masa bodoh.
- Nomor 1 disebut lingkaran hubungan jauh, terdiri dari pikiran dan sikap
dalam alam jiwa manusia
tentang manusia, benda-benda, alat-alat,
pengetahuan dan adat yang ada dalam kebudayaan dan
masyarakat sendiri,
tetapi yang jarang sekali mempunyai arti dan pengaruh langsung terhadap
kehidupan sehari-hari.
- Nomor 2 disebut lingkungan hubungan berguna, tidak lagi ditandai oleh
sikap sayang dan mesra,
melainkan ditentukan oleh fungsi kegunaan dari
orang, binatang atau benda-benda itu bagi dirinya.
- Nomor 3 disebut lingkaran hubungan karib, mengandung konsepsi tentang
orang-orang, binatang-
binatang, atau benda-benda yang oleh si individu
diajak bergaul secara mesra dan karib, yang bisa
dipakai sebagai tempat
berlindung dan tempat mencurahkan isi hati apabila ia sedang terkena
tekanan batin atau dikejar-kejar oleh kesedihan dan oleh masalah-masalah
hidup yang menyulitkan.
- Nomor 4 disebut kesadaran yang dinyatakan (expressed conscious).
Lingkaran ini di dalam alam
jiwa manusia mengandung pikiran-pikiran,
gagasan-gagasan, dan perasaan-perasaan yang dapat
dinyatakan secara
terbuka oleh si individu kepada sesamanya.
- Nomor 5 disebut kesadaran yang tak dinyatakan (unexpressed conscious).
Lingkaran itu terdiri dari
pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan yang
disadari oleh si individu yang bersangkutan,tetapi
disimpannya saja di
dalam alam jiwanya sendiri dan tak dinyatakan kepada siapapun juga dalam
lingkungannya. Hal itu disebabkan ada kemungkinan, bahwa :
a) Ia takut salah dan takut dimarahi orang apabila ia menyatakannya, atau karena ia punya maksud
a) Ia takut salah dan takut dimarahi orang apabila ia menyatakannya, atau karena ia punya maksud
jahat.
b) Ia sungkan menyatakannya, atau karena belum yakin bahwa ia akan mendapat respons dan
b) Ia sungkan menyatakannya, atau karena belum yakin bahwa ia akan mendapat respons dan
pengertian yang baik dari sesamanya, atau takut
bahwa walaupun diberi respons, respons itu
sebenarnya tak diberikkan
dengan hati yang ikhlas atau juga karena ia takut ditolak mentah-
mentah.
c) Ia malu karena takut ditertawakan, atau karena ada perasaan bersalah yang mendalam.
d) Ia tidak bisa menemukan kata-kata atau perumusan yang cocok untuk menyatakan gagasan yang
c) Ia malu karena takut ditertawakan, atau karena ada perasaan bersalah yang mendalam.
d) Ia tidak bisa menemukan kata-kata atau perumusan yang cocok untuk menyatakan gagasan yang
bersangkutan tadi kepada sesamanya.
- Nomor 7 dan nomor D disebut daerah tak sadar dan sub sadar. Kedua
lingkaran itu berada di
daerah pedalaman dari alam jiwa individu dan
terdiri dari bahan pikiran dan gagasan yang telah
terdesak ke dalam.
4. PENGERTIAN KEBUDAYAAN
- Melville J. Herkovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa
Cultural Determinism
berarti segala sesuatu yang terdapat di dalam
masyarakat ditentukkan adanya oleh kebudayaan
yang dimiliki masyarakat
itu.
- Herkovis memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang superorganic, karena kebudayaan yang
turun temurun dari generasi ke generasi hidup terus.Dalam sehari-hari istilah kebudayaan sering
diartikan sama dengan kesenian, terutama seni suara dan seni tari.
- Kebudayaan dari bahasa sansekerta berasal dari kata budhayah yang
berarti budi atau akal. Dalam
bahasa latin, kebudayaan berasal dari kata
colere, yang berarti mengolah tanah. Jadi secara umum
dapat diartikan
sebagai “segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi (pikiran) manusia
dengan
tujuan untuk mengolah tanah atau tempat tinggalnya, atau dapat
pula diartikan segala usaha
manusia untuk dapat melangsungkan dan
mempertahankan hidupnya di dalam lingkungannya.”.
- E.B.Tylor (1871) mendefinisikan bahwa kebudayaan adalah kompleks yang
mencakup
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat
dan kemampuan-kemampuan
sebagai anggota masyarakat.
- Selo Sumarjan dan Soelaeman Soemardi merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa,
dan cipta masyarakat.
- Sutan Takdir Alisyahbana mengatakan bahwa kebudayaan adalah manifestasi dari cara berpikir.
5.UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
Melville J. Herkovits mengajukan pendapatnya tentang unsur kebudayaan
mempunyai empat unsur, yaitu alat-alat teknologi, sistem ekonomi,
keluarga dan kekuatan politik. Sedangkan Broinslaw Malinowski mengatakan
unsur-unsur itu terdiri dari sistem norma, organisasi ekonomi,
alat-alat atau lembaga ataupun petugas pendidikan, dan organisasi
kekuatan.
C.Kluckhohn dalam karyanya berjudul Universal Categories of Culture mengemukakan ada
tujuh kebudayaan universal,yaitu :
1. Sistem Religi (sistem kepercayaan)
2. Sistem Organisasi Kemasyarakatan
3. Sistem Pengetahuan
4. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi
5. Sistem Teknologi dan Peralatan
6. Bahasa
7. Kesenian.
1. Sistem Religi (sistem kepercayaan)
2. Sistem Organisasi Kemasyarakatan
3. Sistem Pengetahuan
4. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi
5. Sistem Teknologi dan Peralatan
6. Bahasa
7. Kesenian.
6.WUJUD KEBUDAYAAN
Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu,
Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu,
1. Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia.
- Wujud ini disebut sistem budaya,sifatnya abstrak,tidak dapat dilihat,dan berpusat dalam alam
pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan bersangkutan hidup.
2. Kompleks aktivitas.
- Berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi,bersifat konkret,dapat diamati atau
diobservasi.Wujud ini disebut sistem sosial yang terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang
berinteraksi,berhubungan serta bergaul satu sama lain dari waktu ke waktu.
3.Wujud sebagai benda.
- Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan peralatan
sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya.
7.ORIENTASI NILAI BUDAYA
Menurut C.Kluckhohn dalam karyanya Variation in Value Orientation (1961) sistem nilai
Menurut C.Kluckhohn dalam karyanya Variation in Value Orientation (1961) sistem nilai
budaya dalam semua kebudayaan di dunia, secara universal
menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia, yaitu :
1. Hakekat hidup manusia (MH)
2. Hakekat karya manusia (MK)
3. Hakekat waktu manusia (WM)
4. Hakekat alam manusia (MA)
5. Hakekat hubungan manusia (MN)
1. Hakekat hidup manusia (MH)
2. Hakekat karya manusia (MK)
3. Hakekat waktu manusia (WM)
4. Hakekat alam manusia (MA)
5. Hakekat hubungan manusia (MN)
8. PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem
sosialnya, termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola
perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi dalam sistem ide yang dimiliki bersama oleh para warga masyarakat atau sejumlah warga masyarakat yang bersangkutan, antara lain aturan-aturan, norma-norma yang digunakan sebagai pegangan dalam kehidupan, juga teknologi, selera, rasa keindahan (kesenian), dan bahasa.
Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi dalam sistem ide yang dimiliki bersama oleh para warga masyarakat atau sejumlah warga masyarakat yang bersangkutan, antara lain aturan-aturan, norma-norma yang digunakan sebagai pegangan dalam kehidupan, juga teknologi, selera, rasa keindahan (kesenian), dan bahasa.
Terjadinya gerak/perubahan ini disebabkan oleh beberapa hal :
1. Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri.
2. Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup.
1. Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri.
2. Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup.
Perubahan ini, selain karena jumlah penduduk dan komposisinya, juga
karena adanya difusi kebudayaan, penemuan-penemuan baru, khususnya
teknologi dan inovasi.
9.KAITAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah
manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang
dilaksanakan manusia.
Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat
dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat
dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain,
proses dialektis tercipta melalui tiga tahap, yaitu :
1. Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun
1. Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun
dunianya.
2. Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif.
3. Internalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disegrap kembali oleh manusia.
2. Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif.
3. Internalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disegrap kembali oleh manusia.
Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan masyarakat, oleh karena itu mempunyai hubungan keterkaitan yang erat satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak dapat lagi membedakan mana yang lebih awal muncul manusia atau kebudayaan.
daftar pustaka
Mustopo, M. Habib; Manusia dan budaya kumpulan esay; Usaha Nasonal, Surabaya, 1990.
MP. Suyadi, Drs; Ilmu Budaya Dasar; Modul UT; PT Karunika, Jakarta, 1990.
Muhamad Kadir SH, Ilmu Budaya Dasar; Fajar Agung, Jakarta, 1990.
Soekanto Sorjono; sosiologi suatu pengantar; Rajawali Pers, Jakarta, 1990.
http://mfajarsidiq.blogspot.com/2013/04/manusia-dan-kebudayaan.html