- Back to Home »
- Mengenai Efek Samping Game Development
Posted by : Unknown
Jumat, 25 Desember 2015
Efek Samping Game Development

Persaingan teknologi ini bisa dibilang cukup berdampak buruk pada industri game, mengingat walaupun teknologi yang kita miliki sekarang lebih murah dibandingkan dengan bertahun-tahun lalu, namun untuk mendapatkan teknologi paling maju dari yang kita miliki, tentu modal yang sangat besar tetap diperlukan. Hal ini berdampak pada beberapa perubahan yang bisa mulai kita lihat belakngan ini pada industri video game:
– Kreatifitas dibatasi habis-habisan
Seperti yang sudah disebutkan di atas, biaya pembuatan game sekarang sangatlah mahal, dengan persaingan yang ada sekarangpun belum tentu game yang dihasilkan AAA Developer bisa sukses dipasaran. Hal ini membuat publisher ataupun stakeholder yang memodali sebuah game developer lebih memilih untuk bermain aman. Contoh paling nyata bisa kita lihat dari salah satu seri game shooter paling terkenal dekade ini (*cough* Call of Duty *cough*), setiap tahun developer dari game yang bersangkutan merilis judul baru dengan perubahan yang bisa dibilang sangat minim (mungkin saja di komputer tiap employee perusahaan tersebut sudah terinstall software spesial khusus untuk mendevelop game itu, CoDMaker anyone?). CoD-fever ini tidak hanya menyerang perusahaan yang bersangkutan, bahkan developer-developer lain mulai bermain aman dan merilis game berjenis sama. Mungkin penggambaran paling cocok, lucu, dan pas menyerang para developer seperti ini berhasil disampaikan dengan tepatnya oleh orang-orang dari Mega64 melalui video dibawah.

Braid, a game by Jonathan Blow
Belakangan ini banyak developer, baik yang kecil maupun AAA Developer mulai merambah ke platform mobile dan social gaming. Hal ini tidak terlalu mengejutkan, mengingat dengan majunya teknologi sekarang kemampuan sebuah handphone atau tablet jauh lebih baik dibanding beberapa tahun yang lalu, bahkan game yang 10 tahun lalu dirilis untuk konsol PS2 sekarang dapat dimainkan melalui tablet ataupun smartphone berbasis iOS dan Android.

Grand Theft Auto III yang dirilis unuk PS2 10 tahun yang lalu sekarang dapat dimainkan di device berbasis iOS atau Android
Selain dukungan teknologi yang cukup, biaya pembuatan mobile game dan social game juga jauh lebih murah dibandingkan game untuk konsol atau handheld, jadi sekalipun game mereka gagal dipasaran, dampak kerugiannya tidak akan terasa seperti kalau game konsol/PC/handheld mereka gagal. Mangsa pasar dari mobile games dan social games juga lebih besar daripada konsol dan handheld yang identik dengan anak-anak atau hardcore gamer, tidak terlalu mengejutkan juga melihat betapa banyaknya pengguna smartphone dan facebook zaman sekarang. Hal-hal yang saya sebutkan diatas membuat banyak orang mulai berspekulasi bahwa konsol dan handheld gaming akan segera terkubur dibawah bayang-bayang mobile dan social gaming. Menurut pendapat saya sendiri, hal itu tidak akan terjadi, at least tidak dalam waktu dekat, mengingat sebuah game saja (sekuel dari seri repetitif yang saya sebutkan di point sebelumnya) dapat menghasilkan 500.000.000 USD hanya dalam waktu satu hari. Ditambah lagi dengan mudahnya para developer, baik AAA maupun indie, untuk menjual produk mereka melalui fasilitas-fasilitas sepert Steam untuk PC, PlayStation Network (PSN) untuk konsol dan handheld SONY, Nintendo eShop untuk konsol dan handheld Nintendo, serta Xbox Live Arcade (XBLA) untuk konsol milik Microsoft. Selain mudahnya akses untuk mejual game, para developer juga dimudahkan dengan adanya fasilitas seperti Kickstarter. Melalui Kickstarter, developer dapat meminta bantuan dana secara langsung dari fans untuk dapat menyelesaikan produk mereka tanpa batasa-batasan yang biasa diberikan dari pemasok dana seperti publisher atau stakeholder.
https://jetpackersjournal.wordpress.com/2012/12/18/efek-samping-kemajuan-teknologi-dalam-industri-video-games/